Review
· Original IP address scheme
ü Setiap jaringan fisik diberi sebuah network address yang unik
ü Setiap host di dalam sebuah jaringan mempunyai network address sebagai prefix dari individual address
(prefix) (Individual address)
· Para perancang TCP/IP tidak menyangka akan pesatnya pertumbuhan (growth) jumlah jaringan (dan hostnya) yang terhubung ke Internet
· Jumlah jaringan yang sangat banyak akan membebani Internet
ü Overhead administratif akan sangat banyak hanya untuk me-manage network address
ü Tabel ruting di dalam router akan sangat besar (membebani Internet ketika terjadi pertukaran informasi tabel ruting yang sangat besar)
ü Alokasi alamat akan habis
· Khususnya alokasi kelas B akan cepat habis untuk jaringan skala menengah
Cara menghemat IP address
· Menghemat pemberian network prefix
· Network prefix yang sama harus dipakai bersama oleh sejumlah jaringan fisik (subnetting)
· Untuk menghemat penggunaan alamat kelas B, harus digunakan kelas C
Keterangan gambar
· Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik
· Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik
· Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke jaringan di atas seolah-olah jaringan tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan
Router lokal menggunakan oktet ke-3 untuk membedakan masing-masing jaringan
Contoh alamat tanpa subnetting dan dengan subnetting
Implementasi Subnet dgn Mask
· Digunakan subnet mask 32-bit
ü Bit diset “1” : mesin dalam jaringan menganggap bit-bit pada IP address yang sesuai sebagai subnet prefix
ü Bit diset “0” : mesin mengganggap IP address yang sesuai sebagai host identifier
Contoh : subnet mask 11111111 11111111 11111111 00000000 menyatakan bahwa 3 oktet pertana dari IP addres adalah subnet prefix (identifikasi jaringan) sedangkan oktet ke empat mengidentifikasi host dalam jaringan tersebut
Default subnet mask
Class A - 255.0.0.0 - 11111111.00000000.00000000.00000000
Class B - 255.255.0.0 - 11111111.11111111.00000000.00000000
Class C - 255.255.255.0 - 11111111.11111111.11111111.00000000
Menghitung jumlah subnet dan host
· Jumlah subnet = 2n-2
· n = jumlah bit yang melebihi default subnet mask
· Jumlah total host = Jumlah subnet x jumlah host dalam setiap subnet
· Subnet dengan semua “1” atau “0” dilarang
· Host address yang sudah direserve : “0” semua (network ID) dan “1” semua (broadcast address)
Contoh
• 10001100.10110011.11011100.11001000 (140.179.220.200) IP Address 11111111.11111111.11100000.00000000 (255.255.224.000) Subnet Mask
• Pada contoh di atas digunakan 3 bit tambahan untuk subnet mask
• Maka ada 23-2 = 6 subnet yang masing-masing berisi 213-2=8190 host
– Host addres yang dapat di-assign pada setiap subnet adalah yang berada di antara subnet address dan broadcast address
10001100.10110011.11000000.00000000 (140.179.192.000) Subnet Address
10001100.10110011.11011111.11111111 (140.179.223.255) Broadcast Address
• Masing-masing subnet adalah :
– 10001100.10110011.00100000.00000000 : subnet 1 (140.179.32.0)
– 10001100.10110011. 01000000.00000000: subnet 2 (140.179.64.0)
– 10001100.10110011. 01100000.00000000: subnet 3 (140.179.96.0)
– 10001100.10110011. 10000000.00000000: subnet 4 (140.179.128.0)
– 10001100.10110011. 10100000.00000000: subnet 5 (140.179.160.0)
– 10001100.10110011. 11000000.00000000: subnet 6 (140.179.192.0)
– 10001100.10110011.00000000.00000000 : dilarang (subnet id 0 semua)
– 10001100.10110011. 11100000.00000000: dilarang (net id 1 semua)
• Jumlah total host yang mungkin adalah 6x8190 = 49140
Variable subnetting
Subnet routing algorithm
· Tabel ruting konvensional hanya mengandung informasi (network address, next hop address)
ü Network address mengacu pada IP address dari jaringan yang dituju (misalnya N) sedangkan next hop address adalah alamat router berikutnya yang digunakan untuk mengirimkan datagram ke N
· Tabel ruting dengan subnet mask :
(subnet mask, network address,next hop address)
ü Router menggunakan subnet mask untuk meng-ekstrak subnet id dari IP address tujuan. Hasilnya dibandingkan dengan entry network address. Jika sesuai, maka datagram dikirimkan melalui router yang ada di next hop address
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
· Subnetting ditemukan pada tahun 80-an
· Tahun 1993 semakin disadari bahwa untuk menghemat IP address tidak boleh hanya mengandalkan teknik subnetting
· Lahirlah Classless addressing (supernet addressing/supernetting)
Mengapa classless addressing?
• Classfull address tidak membagi network address secara merata pada setiap kelas
– Ada kurang dari 17000 alamat kelas B yang dapat di-assigned tetapi ada lebih dari 2 juta alamat kelas C
• Permintaan akan alamat kelas C sangat lambat
• Permintaan yang banyak terhadap kelas B akan mempercepat habisnya alamat kelas B (Running Out of Address Space (ROADS) problem)
• Misalnya ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin bergabung ke Internet
• Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena
– Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts
– Alamat IP kelas B memiliki jumlah bit yang cukup untuk melakukan subnetting secara leluasa
• Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting, organisasi tersebut diberikan satu blok alamat IP kelas C
– Ukuran blok harus cukup besar sedemikian hingga organisasi tersebut dapat memberi alamat pada setiap jaringannya
• Contoh
– Organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke tiga sebagai field subnet (ada 28-2 = 254 subnet dengan masing-masing memiliki jumlah host 254; jumlah total host 254x254 = 64516)
– Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256 alamat IP kelas C yang berurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network yang bisa diberi alamat adalah 254 network; masing-masing network dapat mengakomodasi 254 host)
• Keinginan organisasi tercapai, alamat kelas B bisa dihemat
• Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan sangat besar
– Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat kelas B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan kelas C akan ada 256 entry
• CIDR memecahkan masalah ini
• Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry dengan format (network address, count)
– Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok
– Count menyatakan jumlah total network address di dalam suatu blok
– Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga network address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0
– Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas C
Notasi CIDR
- Untuk identifikasi blok CIDR diperlukan address dan mask, maka dibuat notasi yang lebih pendek : CIDR notation (slash notation)
- Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah 128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan 21-bit masks
- Keuntungan classless addressing : fleksibilitas dalam pemberian blok IP address
- Misal sebuah ISP memiliki jatah alamat 128.211.0.0/16
– ISP tsb. dapat memberi pelanggan mereka 2048 alamat dalam range /21 (seperti contoh sebelumnya)
– Di lain waktu, mereka dapat memberi alamat kepada klien yang kecil (hanya dengan 2 komputer) dengan range /29 (128.211.176.212/29)
infonya sangat bermanfaat min
BalasHapusobeng 5in1